Sabtu, 24 Agustus 2013

Ibuku Adalah Segalannya

Di sebuah rumah sakit bersalin, seorang ibu baru saja melahirkan jabang bayinya. "Apakah saya bisa melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan. Raut wajahnya penuh dengan kebahagiaan. Namun, ketika gendongan berpindah tangan dan si ibu membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki mungilnya, ia terlihat menahan napas. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit, tak tega melihat perubahan wajah si ibu. Bayi sang ibu ternyata dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Meski terlihat sedikit kaget, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang. Waktu membuktikan, bahwa pendengaran putranya ternyata bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari, anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan si ibu sambil menangis. Ibu itu pun ikut berurai air mata. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil terisak, anak itu bercerita, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." Begitulah, meski tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu kini telah dewasa. Dengan kasih sayang dan dorongan semangat orangtuanya, meski punya kekurangan, ia tumbuh sebagai pemuda tampan yang cerdas. Rupanya, ia pun pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musik dan menulis. Akhirnya, ia tumbuh menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya bermusik. Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya kepada anak mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah. Operasi berjalan dengan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah punya daun telinga, membuat ia semakin terlihat menawan. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia lantas menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini." Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, si ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah lantas menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak lelaki terjadi. Ternyata, si ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik si ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya, ‘kan?" Melihat kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan pada si anak, meledaklah tangisnya. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunya yang telah membuat ia bisa seperti saat ini. Guys, Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun justru pada apa yang kadang tidak dapat terlihat. Begitu juga dengan cinta seorang ibu pada anaknya. Di sana selalu ada inti sebuah cinta yang sejati, di mana terdapat keikhlasan dan ketulusan yang tak mengharap balasan apa pun. Dalam cerita di atas, cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tak bisa dinilai dan tergantikan. Cinta sang ibu telah membawa kebahagiaan bagi sang anak. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni. Karena itu, sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan jasa seorang ibu. Sebab, apa pun yang telah kita lakukan, pastilah tak akan sebanding dengan cinta dan ketulusannya membesarkan, mendidik, dan merawat kita hingga menjadi seperti sekarang. Mari, jadikan ibu kita sebagai suri teladan untuk terus berbagi kebaikan. Jadikan beliau sebagai panutan yang harus selalu diberikan penghormatan. Sebab, dengan memperhatikan dan memberikan kasih sayang kembali kepada para ibu, kita akan menemukan cinta penuh ketulusan dan keikhlasan, yang akan membimbing kita menemukan kebahagiaan sejati dalam kehidupan.Sumber

Senin, 11 Maret 2013

Menurut kitab sakti KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Jadi jelas dalam benak saya investasi itu tidak jauh-jauh dari yang namanya uang, uang dan uang. Orang yang telah berinvestasi (investor), akan mendapat keuntungan dari hasil investasinya. Meski tugas seorang investor cuman ‘diam’ tapi selama usahanya untung maka diamnya investor tetap saja mendapat kiriman uang dari keuntungan usaha tersebut. Tapi bagaimana jika yang diinvestasikan adalah sebuah dosa? Hal tersebutlah yang dicoba dijabarkan oleh ust. Dwi Condro, seorang pakar ekonomi islam, dalam bukunya “Dosa Investasi”. Sebuah dosa yang sudah lama dilupakan oleh umat islam. Dosa yang paling banyak membanjiri tubuh umat islam. Bahkan sebuah dosa yang bisa menenggelamkan individu-individu kaum muslimin ke dalam neraka, tanpa kecuali. Dosa ‘investasi’ adalah dosa yang akan diperoleh orang islam hanya karena ‘diam’, tidak melakukan apa-apa. Cukup hanya ‘diam’ maka orang tersebut akan senantiasa mendapatkan kiriman dosa. (hal. 2) Lho kog bisa kita mendapat kiriman dosa padahal kita sendiri tidak ikut terlibat atau bersekongkol mengerjakan dosa? Jawabnya bisa saja. Misal dalam perkara mengurus jenazah. Mengurus jenazah adalah kewajiban yang harus dipikul bersama oleh kau muslimin (fardhu kifayah). Jika tidak ada satu orang pun yang mau mengurus jenazah itu, maka semua orang islam akan menanggung dosanya. Mengapa berdosa? Karena semuanya ‘diam’, tidak mau melaksanakan fardhu kifayah tersebut. Jadi mulai mengerti ya? Yang dimaksud dengan dosa ‘investasi’ adalah dosa yang muncul karena fardhu kifayah yang tidak diamalkan oleh kaum muslimin. Jadi dosa ‘investasi’ itu sebenarnya sama dengan dosa ‘kifayah’. Itu baru dari persoalan tidak terurusnya jenazah seorang muslim, lalu bagaimana perkara-perkara lainnya yang bisa menimbulkan dosa investasi! Mulai dari kasus perzinahan, pembunuhan, perampokan, korupsi, pemurtadan, pelecehan, penindasan, pembantaian, kekafiran, sampai kasus kemusryrikan. Kasus-kasus tersebut berpotensi menjadi dosa investasi yang harus ditanggung bersama. Entah sudah berapa banyak dosa ‘investasi’ harus ditanggung oleh kaum muslimin? Dan sudah berapa lama dosa ‘investasi’ itu akan ditanggung oleh kaum muslimin? Sama seperti buku karya ust. Dwi Condro sebelumnya yaitu ‘Retorika Untuk Mengguncang Dunia’, membaca buku karya beliau selain membuat pembaca mesam mesem karena bahasanya yang santai dan mengalir, tetapi juga bisa membuat pembaca mengalami ‘keguncangan’ disebabkan ‘kengerian’ fakta yang dijabarkan. Bisa jadi saya nyesel kadung beli buku ini karena setelah membacanya saya menjadi ‘pesimis’ bisa langsung masuk surga, tanpa harus mencicipi neraka. Mengingat dosa investasi yang mungkin ikut saya tanggung, astaghfirullah. Tapi saya akan lebih menyesal lagi tidak membacanya, setidaknya dari membaca buku ini saya harus lebih berusaha untuk menghindarkan dari segala macam dosa, dan memohon hidayah-Nya, taufik-Nya, serta memohon petunjuk-Nya, agar senantiasa diberi kekuatan untuk selalu berada di jalan yang benar dan bisa meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah. Allahumma aamiin.. []peta Judul : Dosa “Investasi” Penulis : H. Dwi Condro Triono, Ph.D Penerbit : irtikaz Harga : Rp25.000,- Dapatkan HARGA SPesial 1----> @ Rp. 20Rb 3----> Rp.55.500,- 5----> Rp.85.000,- 10---> Rp. 155.500,- Segera Hubi: 081805038481/ 085815570285