Selasa, 04 Oktober 2011

Muslim Sejati

Sebuah tulisan terpampang jelas di atas selembar kertas karton yang dibawa oleh seorang wanita di antara kerumunan wanita pendemo hari itu, “Bukan rok kami yang mini, tapi otak Anda yang mini.” Tulisan lain, yang dibawa seorang wanita lainnya berbunyi, “Rok mini tidak porno, yang porno otak Anda.” Ada beberapa tulisan lain bernada serupa dibawa oleh para wanita pendemo lainnya yang hari itu rata-rata memakai rok mini dan berpakaian seksi. Semuanya merupakan bentuk protes keras yang dialamatkan kepada seorang pejabat di Jakarta. Pasalnya, sang pejabat sebelumnya menyindir para wanita yang gemar berpakaian seksi di tempat-tempat umum, termasuk di kendaraan-kendaraan umum. Inti pesan dari sindiran pejabat tersebut adalah, bahwa rok mini berpotensi menjadi salah satu faktor yang mengundang terjadinya pelecehan seksual (baca: perkosaan) yang terjadi terhadap sejumlah wanita yang akhir-akhir ini marak. ***** Pembaca yang budiman, sebagai seorang Muslim, apa yang ada di benak Anda terkait dengan tingkah-polah para wanita berpakaian seksi yang ’pemberani’ itu? Jawabannya tentu bergantung pada persepsi dan standar yang Anda pakai untuk menilai.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Bisnis Syar’i, Bisnis Yang Tangguh

Apakah anda memiliki sebuah bisnis? Apakah anda sering memulai sebuah bisnis kemudian tidak lama anda menutupnya? Ataukah anda sering beralih-alih dalam bisnis? Jika pertanyaan-pertanyaan ini bagi anda “Gue Banget” maka anda perlu menelaah kembali bisnis apa sebenarnya yang sedang anda jalankan. Terkadang seseorang karena melihat bisnis temannya yang sukses maka dengan serta merta dia termotivasi untuk membuat bisnisyang serupa. Dengan bekal motivasi inilah kemudian dia mulai mengumpulkan modal dan merancang beberapa strategi marketing mulai dari membentuk jaringan sampai beriklan atau bahkan potong kompas “membajak” jaringan bisnis yang sudah ada. Namun apa yang terjadi setelah itu, bisnis yang dia geluti belum juga berjalan sesuai dengan harapannya sampai pada titik dia kehabisan modal kemudian bisnis itupun ditutup. Pada sisi yang lain motivasi bisnis itu tetap berkobar-kobar membara dalam dadanya.Suatu ketikaseorang teman datang dengan fasihnya menawarkan peluang bisnis yang menggiurkan, dan diapun berfikir untuk tidak mensia-siakan peluang itu. Dengan energiyang tersisa diapun berusaha sekuat tenaga untuk berinvestasi, namun apa yang terjadi? Jangankan berharap modalnya akan kembali,peluang & temannya itupun sekarang seolah-olah berubah menjadi orang yang sangat sibuk alias menghilang tidak bisa dihubungi. Mungkin anda sendiri pernah mengalami hal yang serupa atau mungkin anda sering melihat teman dekat anda sering mendirikan usaha kemudian enam bulan tutup, buat bisnis baru lagi dan enam bulan kemudian kembali ditutup, begitu seterusnya. Maka ada baiknya jika kita melihat darimana seharusnya sebuah bisnis itu dimulai agar memiliki daya tahan yang kuat, kokoh, tangguh dan terus berjalan tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi disekitarnya. Ketika akan memulai sebuah bisnis penting bagi anda untuk membuat pondasi yang kokoh terlebih dahulu.