Sabtu, 30 Januari 2010

Menggenggam Bara Api

oleh Kopri Nurzen Senin, 11/01/2010 14:14 WIB
Saat ini setidaknya ada tujuh orang perempuan yang saya kenal yang sedang mencari pendamping hidup. Sebagian sudah menampakkan rona keputusasaan dalam sikap dan pernyataannya menanti kekasih halal untuk berbagi suka dan duka. Kegigihan mereka menjaga ajaran agama tampak jelas, baik dari sikap maupun pakainnya.

Dari sisi rupa, sebenarnya mereka tidaklah jelek, justru cantik seperti perempuan Indonesia lainnya. Di antara mereka ada juga orang berada. Dan yang pasti mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan, bahkan ada yang sudah jadi guru dan dosen. Saya heran kenapa mereka belum menikah? Padahal ditanya keinginan, semua sudah sangat ingin menikah. Sebagian dengan bahasa sindiran minta dicarikan jodoh kepada saya dan istri. Ada juga yang secara terus terang, memohon dengan memelas karena merasa harapannya sudah hampir pupus. Beberapa calon yang selama ini menghampirinya kini sudah tak datang lagi. Padahal usianya sudah hampir sepertiga abad. Ada juga yang sudah mendaftar di biro jodoh tertentu dan biodata sudah diserahkan, tapi tetap saja tidak membawa hasil.

Diakui, sebagian dari mereka itu belum menikah karena keteledoran sendiri atau keluarga yang terlalu banyak kriteria. Namun, sebagian lagi belum menikah karena selama ini menjaga diri dan kehormatan, sehingga tidak mengenal seorang laki-laki pun secara dekat. Dia tidak pacaran, karena baginya pacaran itu haram tidak sesuai dengan aturan hubungan laki-laki dan perempuan dalam Islam.

Minggu, 10 Januari 2010

Mewujudkan Bisyarah yang ke-2



  Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan rasulullah. Bisyarah adalah perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah ini terpatri kuat di dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah kepuusasaan, menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.

Salah satu bisyarah yang dapat menginspirasi setiap muslim adalah bisyarah rasulullah sebagaimana dalam hadits di bawah ini.

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]. “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
“Latuftahannal konstantinniyyah falani’mal amiiru amiiruha wala ni’mal jaysu daalikal jays”
"Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pasukan pada saat itu dan sebaik baik pasukan adalah pasukan pada saat itu." (Hr. Ahmad)


Perjalanan panjang untuk mendapati gelar itu, telah dilakukan oleh generasi awal terbaik Islam, hingga generasi sesudahnya. Ya.., mendapatkan “anugerah gelar” yang luar biasa tersebut. Upaya pertama dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668M, namun gagal dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari ra. gugur dan beliau meminta agar jasadnya dikuburkan di bawah kaki pasukan kaum muslim terdepan pada saat ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi mujahid selanjutnya. Kemudian dilanjutkan Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah belum mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.

Konstantinopel merupakan kota terpenting di dunia, kota yang sekaligus benteng ini dibangun pada tahun 330 M. oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan Byzantium. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di samping itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar sangat kokoh yang terbentang dari laut Marmarah sampai Tanduk Emas. Memiliki satu menara dengan ketinggian 60 kaki, benteng setinggi 60 kaki sedangkan pagar bagian luarnya memiliki ketinggian 25 kaki, selain tower-tower pemantau yang terpencar dan dipenuhi tentara pengawas. Dari segi kekuatan militer, kota ini dianggap sebagai kota yang paling aman dan terlindungi, karena di dalamnya ada pagar-pagar pengaman, benteng-benteng yang kuat dan perlindungan secara alami. dengan demikian, maka sangat sulit untuk bisa diserang atau ditaklukkan. Kedudukan Konstantinopel yang strategis diillustrasikan oleh Napoleon Bonaparte; ".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!".







 Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad al-Fatih, yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik oleh ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau selalu membekali al-Fatih dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah syahid dan mulianya para mujahid, dan selalu mengingatkan Muhammad II tentang bisyarah rasulullah dan janji Allah yang menjadikan seorang anak kecil bernama Muhammad II memiliki mental seorang penakluk.